Script Macro Shotgan ( Point Blank )
Lolos moderasi pada: 23 October 2017
Ini jam pelajaran kedua. Bu Widdy, wali kelasku sudah datang. “Berdiri! Selamat siang, Bu!” seru ketua kelas. “Selamat siang, Bu!” seru kami kompak. Kami semua berdiri. “Siang anak-anak. Duduk,” kata Bu Widdy dengan senyum khasnya.
Bu Widdy memang murah senyum, lo. Beliau baik, humoris (galak-galak humorislah hehe…), lesung pipit di kedua pipi, dan selalu berkerudungan. Kami segera duduk. “Baik, sebelum pelajaran, ada sedikit pengumuman,” sambung Bu Widdy seraya duduk di kursinya. “Pengumuman apa itu, Bu?” tanya Zhayna. Zhayna adalah sahabat sekaligus teman sebangkuku. “Kepo amat, sih,” canda Bu Widdy. “Ah ibu, nih…,” canda Yahya, anak paaliiing humoris. Kami tertawa, begitu pula Bu Widdy. Bagaimana tidak!? wajah Yahya sungguh lucu.
“Di sekolah ini, dari kelas 3-5 wajib mengikuti lomba menghias kelas. Masing-masing juara ada kategori. Paling unik, paling kreatif, dan paling cantik,” jawab Bu Widdy. “Penilaiannya dari apa Bu? misalnya cantiknya, atau apalah,” tanyaku. “Pertanyaan bagus, Mulan!” tukas Bu Widdy. “Penilaian dari kebersihan, keindahan, kerja sama. Nanti salah satu bawa kamera untuk difoto kerja para anggota. Juga jangan hiasnya terlalu berlebihan. Diseleksi tiga minggu yang akan datang.”
“Baik, kerjakan soal dibuku paket halaman 54. Jawabannya di buku
tulis. Rom I dan II. Jangan menyontek!!” tegas Bu Widdy. Kami menuruti
perintah Bu Widdy. Aku sedikit kesal, sepertinya peraturan ‘Hiasan
jangan terlalu berlebihan’ tidak bisa dilaksanakan. Fretha. Anak itulah
yang membuatku kepikiran. Fretha Shaliana, anak yang saangaaat suka
hiasan berlebihan. Pernah, disuruh buat gambar Hadis tentang Ciri-Ciri
Orang Munafik, banyak hiasan Fretha. Ada stiker, ia gambar sendiri,
kertas kado dibentuk-bentuk. Pusing lihatnya!! Juga, ia bersifat
semena-mena gitu sama sok bossy.
I Hate You, Tha!! (wkwkw)
Seperti biasa, dari kelas 1-6 ribut semua. Kebetulan, seluruh guru ada rapat mendadak di kecamatan. “Woyy!! semua berkumpul!!!” teriak Fretha. Suara cemprengnya membuat orang yang mendengar menutup telinga, sangat rapat.
Aku dan Zhayna ogah-ogahan menuju bangku Fretha. “Paan?” tanya Jeffry ketus.
BTW, sebenarnya Fretha suka sama Jeffry, namun dia tidak suka. Jeffry adalah sahabat cowokku.
“Napa suruh ngumpul sini,” tanya Shandra malas. “Baik, kita bagi-bagi tugas untuk menghias kelas. Nanti jam tiga kumpul di sini… Per…,” omongan Fretha diputus olehku. “Nggak bisa!! Aku sama Zhayna, kan ngaji nantinya,” omelku disusul anggukan kepala Zhayna. “Lan, Lan! ya iya lah. Aku juga ngaji, jam empat kita pulang,” tukas Fretha enteng. “Mulan, kamu bawa 4 bungkus kertas krep, yang untuk ultah-ultah ituloh… Sama balon 5 bungkus dan spidol warna-warni. Zhayna. Kamu kertas kado, tali rapia dan gunting, Yeffy, blabla..,” seru Fretha sangaaat puaaannnjaaaannnggg.
Untung pulang cepat, biasa pulang pukul 12.00, sekarang pukul 10.30.
Ting! Bunyi BBM masuk. Aku meraih Smartphoneku. Dari Zhayna ternyata.
Zhayna: Lan, nanti beli barang-barang di ‘Serba Ada Collection’, yok… Ini kan, masih jam 12
Mulan (aku): Boleh. Tapi aku sholat Dhuhur dulu, nanti jemput ya…
Zhayna: Ya udah, aku juga mau sholat. Dah…
Mulan: Dah… See you
Aku segera mengambil wudhu. Lalu menggelar sajadah, mengenakan mukena, dan melaksanakan Sholat Dhuhur. Usai Sholat dan berDzikir, aku melipat mukena dan Sajadah, lalu ditaruh di almari. Manset coklat, baju tanpa lengan biru berpolkadot putih, celana jeans biru, kerudung segiempat biru, sepatu sneakers biru-putih, dan jam tangan biru pilihanku. Juga membawa tas selempang kecil berisi dompet yang ada uangnya (pasti) dan smartphone. Lalu segera turun.
“Mulan!!” panggil Zhayna dari depan pagar. Aku mengambil sepeda bergambar bunga biru, lalu meletakkan di dalam keranjang sepeda. Kami menggoes sepeda menuju Serba Ada Collection. Lumayan dekat, makanya pakai sepeda. Sekalian mengurangi polisi, eh polusi. Sesampainya, kami memakirkan di parkiran khusus sepeda. Kami segera masuk. Seperti namanya, toko ini lengkap. Ada bahan masakan, sembako, alat tulis, dekorasi ultah, mainan, camilan, perlengkapan bayi, lengkap dah. Aku menuju rak dekorasi ultah. Lalu, menuju alat tulis. Membeli spidol Faber Castell isi 60. Lalu membawa belanjaanku ke kasir. Pembantu tukang kasir memasukkan barangku ke paper bag coklat bertuliskan ‘SAC’. Tahulah singkatannya. Lalu aku memberi uang pas. Ia memberi paper bag berisi belanjaanku. Zhayna ternyata menunggu di kursi depan toko. Lalu aku mengajaknya menuju rumahku, lagian ini masih pukul 13.45. Aku mengajaknya mengobrol di kamar.
“Males aku sekelas ama si Fret Fret,” seru Zhayna. Fret Fret maksudnya mempelesetkan menjadi ‘Pret Pret’. Seperti suara buang angin. “Sama,” timpal singkatku. Kami mengobrol sampai pukul 14.30. Kami segera berangkat menggunakan sepeda. Jaraknya dari rumahku dekat, kok!
Sesampai di sana, ternyata masih sepi. Sudah ada Ferry, Shavia, Nini, Shera, Geo, dan Jeffry. Tak lama, semua datang. Kami memulai menghias. “Tha, apa kita nggak buat rancangannya dulu,” usulku seraya membuat nama-nama murid di kelasku. “Elah, ngapain!? tambah lama, tau,” pungkas Fretha yang asyik FB-an sama Momnya. Maklum, Momnya menjadi TKW di Taiwan. Itulah sifat paling kubenci.
Kami semua sibuk menghias, dengan arahan Fretha. Akhirnya jadi. Hasilnya kacau balau!!! Fretha bilang, sungguh cantik. “Cukup, Tha. Jika maumu seperti itu, kami nggak usah ikut ngehias!! Udah, yok pulang,” bentak Shera. “HEI!!!” teriak kencang Fretha. Kami berjalan menuju ke luar sekolah, berhenti. “Maafin aku, ya… Aku janji, akan pikir matang-matang. Bener kata Mulan, harusnya buat rancangannya dulu,” lirih Fretha sambil menundukkan kepala. Aku spontan memeluk Fretha. “Ok, teman! kita buat rancangan. Ini, semua hamburkan, hancurkan. Aku dan Zhayna akan membuat rancangan. Zhay, bisa nginap, kan? besok, kan minggu!” celotehku. Dia hanya menganggukan kepala. Aku membagi alat apa yang mereka bawa. Aku memang mempunyai banyak ide, dan Zhayna jago menggambar. “Besok, jam 09.00 pagi,” seru Fretha riang. Kami segera pulang.
“Seperti ini?” Tanya Zhayna seraya menunjukkan gambar yang ia gambar sendiri. “Itu maksudku,” seruku. Kami sudah membeli barang-barang yang dibutuhkan. Aku menyelipkan gambarannya di buku atas meja belajarku. Lalu kami bermain sampai Isya’. Usai sholat Isya, cuci muka, dan menggososk gigi, kami langsung tidur. Zzz…
langsung aja download y mas !!
http://www.mediafire.com/download/t22xfx4mao3o7lm/Quickchange_For_All_SG.rar
Ini jam pelajaran kedua. Bu Widdy, wali kelasku sudah datang. “Berdiri! Selamat siang, Bu!” seru ketua kelas. “Selamat siang, Bu!” seru kami kompak. Kami semua berdiri. “Siang anak-anak. Duduk,” kata Bu Widdy dengan senyum khasnya.
Bu Widdy memang murah senyum, lo. Beliau baik, humoris (galak-galak humorislah hehe…), lesung pipit di kedua pipi, dan selalu berkerudungan. Kami segera duduk. “Baik, sebelum pelajaran, ada sedikit pengumuman,” sambung Bu Widdy seraya duduk di kursinya. “Pengumuman apa itu, Bu?” tanya Zhayna. Zhayna adalah sahabat sekaligus teman sebangkuku. “Kepo amat, sih,” canda Bu Widdy. “Ah ibu, nih…,” canda Yahya, anak paaliiing humoris. Kami tertawa, begitu pula Bu Widdy. Bagaimana tidak!? wajah Yahya sungguh lucu.
“Di sekolah ini, dari kelas 3-5 wajib mengikuti lomba menghias kelas. Masing-masing juara ada kategori. Paling unik, paling kreatif, dan paling cantik,” jawab Bu Widdy. “Penilaiannya dari apa Bu? misalnya cantiknya, atau apalah,” tanyaku. “Pertanyaan bagus, Mulan!” tukas Bu Widdy. “Penilaian dari kebersihan, keindahan, kerja sama. Nanti salah satu bawa kamera untuk difoto kerja para anggota. Juga jangan hiasnya terlalu berlebihan. Diseleksi tiga minggu yang akan datang.”
I Hate You, Tha!! (wkwkw)
Seperti biasa, dari kelas 1-6 ribut semua. Kebetulan, seluruh guru ada rapat mendadak di kecamatan. “Woyy!! semua berkumpul!!!” teriak Fretha. Suara cemprengnya membuat orang yang mendengar menutup telinga, sangat rapat.
Aku dan Zhayna ogah-ogahan menuju bangku Fretha. “Paan?” tanya Jeffry ketus.
BTW, sebenarnya Fretha suka sama Jeffry, namun dia tidak suka. Jeffry adalah sahabat cowokku.
“Napa suruh ngumpul sini,” tanya Shandra malas. “Baik, kita bagi-bagi tugas untuk menghias kelas. Nanti jam tiga kumpul di sini… Per…,” omongan Fretha diputus olehku. “Nggak bisa!! Aku sama Zhayna, kan ngaji nantinya,” omelku disusul anggukan kepala Zhayna. “Lan, Lan! ya iya lah. Aku juga ngaji, jam empat kita pulang,” tukas Fretha enteng. “Mulan, kamu bawa 4 bungkus kertas krep, yang untuk ultah-ultah ituloh… Sama balon 5 bungkus dan spidol warna-warni. Zhayna. Kamu kertas kado, tali rapia dan gunting, Yeffy, blabla..,” seru Fretha sangaaat puaaannnjaaaannnggg.
Untung pulang cepat, biasa pulang pukul 12.00, sekarang pukul 10.30.
Ting! Bunyi BBM masuk. Aku meraih Smartphoneku. Dari Zhayna ternyata.
Zhayna: Lan, nanti beli barang-barang di ‘Serba Ada Collection’, yok… Ini kan, masih jam 12
Mulan (aku): Boleh. Tapi aku sholat Dhuhur dulu, nanti jemput ya…
Zhayna: Ya udah, aku juga mau sholat. Dah…
Mulan: Dah… See you
Aku segera mengambil wudhu. Lalu menggelar sajadah, mengenakan mukena, dan melaksanakan Sholat Dhuhur. Usai Sholat dan berDzikir, aku melipat mukena dan Sajadah, lalu ditaruh di almari. Manset coklat, baju tanpa lengan biru berpolkadot putih, celana jeans biru, kerudung segiempat biru, sepatu sneakers biru-putih, dan jam tangan biru pilihanku. Juga membawa tas selempang kecil berisi dompet yang ada uangnya (pasti) dan smartphone. Lalu segera turun.
“Mulan!!” panggil Zhayna dari depan pagar. Aku mengambil sepeda bergambar bunga biru, lalu meletakkan di dalam keranjang sepeda. Kami menggoes sepeda menuju Serba Ada Collection. Lumayan dekat, makanya pakai sepeda. Sekalian mengurangi polisi, eh polusi. Sesampainya, kami memakirkan di parkiran khusus sepeda. Kami segera masuk. Seperti namanya, toko ini lengkap. Ada bahan masakan, sembako, alat tulis, dekorasi ultah, mainan, camilan, perlengkapan bayi, lengkap dah. Aku menuju rak dekorasi ultah. Lalu, menuju alat tulis. Membeli spidol Faber Castell isi 60. Lalu membawa belanjaanku ke kasir. Pembantu tukang kasir memasukkan barangku ke paper bag coklat bertuliskan ‘SAC’. Tahulah singkatannya. Lalu aku memberi uang pas. Ia memberi paper bag berisi belanjaanku. Zhayna ternyata menunggu di kursi depan toko. Lalu aku mengajaknya menuju rumahku, lagian ini masih pukul 13.45. Aku mengajaknya mengobrol di kamar.
“Males aku sekelas ama si Fret Fret,” seru Zhayna. Fret Fret maksudnya mempelesetkan menjadi ‘Pret Pret’. Seperti suara buang angin. “Sama,” timpal singkatku. Kami mengobrol sampai pukul 14.30. Kami segera berangkat menggunakan sepeda. Jaraknya dari rumahku dekat, kok!
Sesampai di sana, ternyata masih sepi. Sudah ada Ferry, Shavia, Nini, Shera, Geo, dan Jeffry. Tak lama, semua datang. Kami memulai menghias. “Tha, apa kita nggak buat rancangannya dulu,” usulku seraya membuat nama-nama murid di kelasku. “Elah, ngapain!? tambah lama, tau,” pungkas Fretha yang asyik FB-an sama Momnya. Maklum, Momnya menjadi TKW di Taiwan. Itulah sifat paling kubenci.
Kami semua sibuk menghias, dengan arahan Fretha. Akhirnya jadi. Hasilnya kacau balau!!! Fretha bilang, sungguh cantik. “Cukup, Tha. Jika maumu seperti itu, kami nggak usah ikut ngehias!! Udah, yok pulang,” bentak Shera. “HEI!!!” teriak kencang Fretha. Kami berjalan menuju ke luar sekolah, berhenti. “Maafin aku, ya… Aku janji, akan pikir matang-matang. Bener kata Mulan, harusnya buat rancangannya dulu,” lirih Fretha sambil menundukkan kepala. Aku spontan memeluk Fretha. “Ok, teman! kita buat rancangan. Ini, semua hamburkan, hancurkan. Aku dan Zhayna akan membuat rancangan. Zhay, bisa nginap, kan? besok, kan minggu!” celotehku. Dia hanya menganggukan kepala. Aku membagi alat apa yang mereka bawa. Aku memang mempunyai banyak ide, dan Zhayna jago menggambar. “Besok, jam 09.00 pagi,” seru Fretha riang. Kami segera pulang.
“Seperti ini?” Tanya Zhayna seraya menunjukkan gambar yang ia gambar sendiri. “Itu maksudku,” seruku. Kami sudah membeli barang-barang yang dibutuhkan. Aku menyelipkan gambarannya di buku atas meja belajarku. Lalu kami bermain sampai Isya’. Usai sholat Isya, cuci muka, dan menggososk gigi, kami langsung tidur. Zzz…
langsung aja download y mas !!
http://www.mediafire.com/download/t22xfx4mao3o7lm/Quickchange_For_All_SG.rar
0 Response to "Script Macro Shotgan ( Point Blank )"
Post a Comment